Aku Ingin Kamu Tahu

Aku tahu belakangan ini hidupmu terasa begitu lambat. Perlahan rasanya tidak tahu lagi mau melakukan apa. Mungkin setiap harinya terasa seperti kamu lupa menabur garam pada masakanmu; hambar.

Kamu mulai bertanya-tanya, untuk apa lagi hidup di dunia?Perlahan-lahan kamu enggan, namun untuk berhenti pun kamu segan.
Aku ingin kamu tahu, bahwa kamu masih tetap bisa merasa senang.

Menjadi dewasa itu tidak perlu selalu menggerutu ketika badanmu disiram basah oleh hujan, kamu masih bisa tertawa seakan itu adalah hujan pertamamu. Kamu juga masih tetap bisa sama dengan dirimu yang berlasan tahun lalu tersenyum lebar saat melihat pesawat terbang di langit lepas sambil berteriak minta uang.

Mungkin terkadang hal-hal itu terdengar begitu sederhana, namun ternyata menghadapi dewasa yang banyak tuntutannya ini harus diselingi kesederhanaan yang mungkin tidak begitu berarti— yang mungkin tidak memberi dampak apapun pada batu loncatan hidup dan target-target yang kamu catat di halaman belakang buku milikmu. Yang penting kamu senang, yang penting kamu merasa hidup kembali.

Aku juga ingin kamu tahu bahwa menangis dan bersedih itu tidak apa. Artinya kamu masih menjadi seorang manusia, utuh, dan perasa. Aku minta agar kamu banyak memberi maklum pada dirimu yang sudah hampir tenggelam itu, kali ini saja.